Jawa
artinya jiwa kang kajawa, jawi yakni jiwa kang kajawi. Artinya, prinsip
hidup kejawen mengutamakan laku penghayatan atau implementasi
nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari. Ada pepatah mengatakan,
“guru kencing berdiri murid kencing berlari”.
Mendidik
anak, yang paling utama adalah memberi contoh sikap dan perilaku si
pendidik dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk bisa ngemong orang lain,
kita harus bisa ngemong diri kita sendiri terlebih dulu. Apabila diri
kita masih mudah terpancing emosi, gampang terhasud, mudah marah, kurang
sabar dan tulus dijamin mudah gagal saat mendidik anak. Apalagi seorang
calon pemimpin bangsa yang mempunyai sikap temperamental, suka iri
hati, panasten, mudah marah dan terpancing emosi pastilah hanya akan
menjadi penguasa otoriter, fasis, lalim dan suka menzolimi rakyatnya.
Kiat sukses mendidik anak masih termasuk dalam penjabaran kiat sukses
dalam pergaulan ala Jawa. Adapun kiat-kiat sebagaimana dalam ajaran
kejawen mendidik anak adalah sbb ;
Komunikatif.
Pendidikan dilakukan sejak masih di dalam kandungan. Seringlah diajak
bicara atau berkomunikasi, dilantunkan tembang, serta sering
membelai-belai perut ibu yang mengandung. Getaran batin antara
ayah-anak-ibu akan saling bersentuhan dengan lembut. Kelembutan kasih
sayang ini akan menciptakan kekuatan daya cipta dan kekuatan batin bagi
si jabang bayi. Jangan heran bila di antara anda akan merasakan ternyata
janin di dalam kandungan sudah bisa diajak berbicara. Apalagi bila
sukmanya lebih tua dari usia jasadnya. Dalam mengimplementasikan
kegiatan mengajar di sekolah, hendaknya kita sebagai guru lebih bersikap
egaliter, tidak menerapkan pola patron-client (tuan-hamba). Agar supaya
antara guru dengan murid memiliki hubungan batin yang lebih erat. Rasa
sejati-nya saling nyambung. Terjadinya kontak rasasejati ini sangat
bermanfaat untuk menumbuhkan rasa saling menghargai dan menghormati
antara guru dan murid.
Mendidik dengan sikap welas asih.
Dalam mendidik musti dilakukan dengan kasih sayang yang tulus. Ojo
ngoso lan kodho. Ketulusan kasih sayang akan menghasilkan energi
positif yang kuat memancar beresonansi yang akan menyentuh alam pikiran
bawah sadar para peserta didik. Kita menyadari bahwa hidup ini tidak
lain untuk SALING MEMBERI dan MENERIMA kasih sayang kepada dan dari
seluruh makhluk. Sekalipun kpd anak didik yg harus disayangi, seorang
guru juga harus mengekspresikan suatu harapan untuk menerima kasih
sayang dari para anak didik kita. Cara ini akan memotivasi anak didik
untuk belajar memberikan kasih sayang kepada bapak-ibu guru khususnya
dan kepada seluruh makhluk pada umumnya.
Bidiklah alam pikiran bawah sadar.
Untuk anak kita di rumah, lantunkan tembang-tembang seserepan
(pelajaran) tentang kehidupan pada saat anak menjelang dan sedang
tidur. Karena kebiasaan ini mempunyai efek sangat posistif. Dalam
kondisi tidur, pada saat itu gelombang otak mencapai level tetha
sehingga alam pikiran bawah sadar masih terjaga, apalagi kesadaran
rasasejati-nya tetap melek walau dalam keadaan tertidur pulas
(mendengkur) di mana gelombang otak mencapai level delta. Dalam keadaan
di atas kalimat lantunan tembang yang mengandung pelajaran adiluhung
mudah direkam ke dalam alam pikiran bawah sadar-nya. Maka dalam khasanah
kesenian Jawa dikenal tembang khusus untuk menidurkan anak, DANDANG
GULA TURU LARE. Tembang itu bagaikan mantra yang penuh energi bila
dilantunkan saat anak menjelang tidur. Dan mudah terpatri di dalam
sanubari karena menjelang tidur keadaan gelombang otaknya berada pada
level alpha. Untuk tembang-tembang tersebut para pembaca yang budiman
dapat membeli kasetnya di toko kaset terlengkap. Misalnya Popeye di
jogja, atau toko kaset di dekat Jl Jaksa Jakpus. Syukur-syukur kita bisa
nembang sendiri supaya lebih berenergi.
Tekad bulat, ketangga, keketeg ing angga.
Sebelum kegiatan mengajar dimulai atau saat akan berangkat ke tempat
mengajar, konsentrasi lah dahulu untuk mengajak sedulur kembar dan
sedulur papat kiblat serta kelima pancer-nya agar ikut andil dalam
proses mengajar. Untuk kalimat yang diucapkan silahkan dibuka posting
saya terdahulu FAQ; MEMBANGUN LAKU PRIHATIN.
Hargailah seluruh makhluk.
Dalam kesempatan khusus, saat telah sampai di tempat mengajar,
sempatkan untuk sekedar permisi dan minta semua kekuatan dan makhluk
tuhan yangg tinggal di sekitar sekolahan, baik yang tampak maupun tidak
tampak, termasuk lingkungan alam, pepohonan, dan ke-empat unsur alam,
agar energinya selalu bersinergi dan harmoni dengan getaran ketulusan
kita.
Sinergikan dan harmonisasikan dengan alam semesta.
Saat mau mulai mengajar, heningkan cipta terlebih dulu. Ucapkan; “aku
ora ndidik ragane murid-muridku, nanging ndidik jabang bayine
murid-muridku kabeh. Kyai among nyai among, kabeh kang ngemongi anak
didikku ewang-ewangono supaya pada mbangun-turut, dadi bocah kang pinter
lan mulya dunya akhirate, mangerteni apa sejating urip. Kabeh saka
kersaning Gusti. (Artinya; Aku tidak mendidik raga para murid-muridku,
tetapi mendidik jabang bayinya murid-muridku kabeh. Kyai among nyai
among, semua unsur gaib yang membimbing anak didikku, bantulah supaya
anak didik hormat dan patuh, menjadi anak yang pandai dan mulia dunia
akhiratnya, memahami kehidupan yang sejati. Semuanya atas kodrat Tuhan).
Jadikan pekerjaan kita sebagai ladang amal.
Oleh sebab itu, libatkan hati dalam setiap pekerjaan. Tetapkan apa
tujuan menjadi seorang pengajar atau guru. Jangan bertujuan untuk
mencari makan atau mendapatkan gaji bulanan. Tetapi tetapkan tujuan
untuk membagi ilmu pengetahuan kepada semua orang yang memerlukan. Agar
supaya mereka dapat menentukan dan merubah nasibnya menjadi lebih baik
lagi. Saat kita mengajar, sama saja kita sedang menolong orang banyak.
Perlu saya garis bawahi bahwa membantu orang lain memiliki “kredit
point” yang sangat besar. Urut-urutannya adalah ; pertama, menolong
keselamatan jiwa orang lain. Kedua, menolong nasib atau membukakan jalan
hidup bagi orang lain. Nah, bila kita bisa menetapkan tujuan di atas,
sama halnya kita telah menghayati ajaran; tanamlah padi, maka rumput
akan ikut tumbuh. Menanam padi sebagai kiasan akan amal kebaikan,
menolong, membantu, memberi kemudahan, mempererat tali persaudaraan atau
silaturahmi. Rumput yang ikut tumbuh sebagai kiasan rejeki yang akan
selalu mengikuti setiap kita berbuat kebaikan kepada seluruh makhluk.
Maka dalam bekerjaa menjalankan tugas pun hendaknya kita selalu
menghayati tapa ngrame. Rame ing gawe, sepi ing pamrih.
Tapa mendhem.
Jangan pernah mengungkit-ungkit kebaikan yang pernah kita lakukan
kepada siapapun dengan dalih untuk melehke, atau agar supaya ia malu dan
merasa berhutang jasa budi baik. Termasuk jasa-jasa seorang guru kepada
murid-muridnya. Sebaliknya ingatlah baik-baik jasa para murid yang
pernah dilakukan kepada guru. Dikiaskan, tulislah kebaikan orang lain di
atas batu agar tak mudah kita lupakan, tulislah kebaikan yang pernah
kita lakukan di atas tanah agar segera kita lupakan.
Demikianlah
beberapa kiat sukses dalam mendidik/mengajar anak didik. Masih banyak
lagi kiat-kiat sukses dalam bentuk yang lebih teknis, tetapi yang saya
anggap paling utama adalah ke-delapan point di atas. Nyuwun duka kepada
para pembaca yang budiman sekiranya ada kalimat yang terasa menggurui
dan kurang sopan. Kebaikan yang kita lakukan akan berbalik kepada diri
kita sendiri secara berlipat ganda. Begitulah salah satu rumus atau
hukum yang ada di jagad raya ini. Sumonggo silahkan dibuktikan. Salam
sukses, rahayu karaharjan untuk semua. (Sabda Langit)
Posting Komentar